iklanatau periklanan adalah salah satu bentuk komunikasi tidak langsung yang bertujuan untuk membujuk, menggiring atau mempersuasi para pendengar, pemirsa, dan pembaca yang disampaikan melalui sebuah media ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat tentang sebuah produk atau jasa yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan tindakan
- Pernahkah Anda mendengar istilah bahasa persuasif dalam bahasa periklanan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, persuasif diartikan sebagai sifat membujuk secara halus supaya menjadi yakin. Sementara pengertian iklan menurut KBBI adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Seperti dikutip dari buku Analisis Wacana Konsep, Teori dan Aplikasi oleh Eti Setiawati dan Roosi Rusmawati dengan merujuk pendapat ahli bahasa Gorrys Keraf, persuasi adalah sebuah seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan orang lain supaya mau melakukan suatu hal. Salah satu bentuk wacana yang bersifat persuasif adalah wacana iklan. Unsur Persuasif dalam Iklan Pemakaian bahasa persuasif inilah yang membedakan wacana iklan dengan wacana yang lain. Perbedaannya terletak pada unsur-unsur sebagai berikut 1. Bahasa persuasif memiliki motoMoto tersebut bisa berbentuk kalimat, kata atau frasa yang sistematis dan menarik. Moto juga bisa digunakan sebagai semboyan dan prinsip dalam barang atau jasa. Tujuan dari moto adalah menciptakan energi positif. Misalnya dalam iklan pasta gigi yang memperlihatkan keunggulan produk dengan membuat headline "Pencegah gigi berlubang". 2. Mengandung data atau faktaBahasa persuasif mengandung data atau fakta. Artinya, data atau fakta itu mengandung sebuah informasi dan keterangan tambahan yang benar, bukan mengada-ada. Contohnya ketika konsumen membeli produk hand body, mereka benar-benar mendapatkan kulitnya lebih halus dan putih dalam waktu yang singkat. 3. Mengandung butir yang mengunggulkanKeunggulan di dalam wacana persuasi, khususnya iklan, biasanya berisi kelebihan suatu produk. Sebagai contoh, iklan motor yang mengedepankan keunggulan berupa harga, cara atau proses juga Pengertian Kalimat & Pidato Persuasif Ciri-ciri dan Contohnya Apa itu Kalimat Persuasif, Ciri-ciri dan Contohnya? Pengertian Teks Persuasif Ciri, Struktur, Kaidah Bahasa, & Contoh Ciri-ciri Teks Persuasif Kalimat persuasif biasanya memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan teks lain. Berikut adalah ciri-cirinya Kalimat dalam bahasa persuasif biasanya berupa kalimat ajakan yang mengandung kata-kata seperti "ayo", "marilah" dan lain sebagainya. Bahasa persuasif biasanya memakai tanda seru !. Untuk bahasa lisan, informasi ditandai dengan intonasi meninggi. Menggunakan bahasa yang sangat menarik. Bahkan penulisannya dibentuk dan membentuk rima sehingga orang akan lebih mengingatnya. Mengandung pertanyaan retoris yang artinya pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Ainia Prihantini dalam buku Master Bahasa Indonesia Panduan Tata Bahasa Indonesia menuliskan, kalimat persuasif yang dipakai di dalam iklan berfungsi untuk mengajak atau membujuk orang untuk memakai produk atau layanan yang diiklankan. Tips Menulis Bahasa Iklan dan Contohnya Menggunakan kalimat spesifik. Contoh yang benar adalah "Dijual murah sepatu kulit pria". Bukan ditulis dengan "Dijual murah sepatu." Memberikan nilai tambah pada sebuah produk, sebagai contoh menambahkan kalimat "banyak pilihan warna dan bergaransi" pada bagian spesifikasi produk yang ditawarkan. Kemudian tambahkan seruan khusus. Contoh menggunakan penawaran menarik dalam kalimat yang singkat, seperti "Diskon 50 persen khusus hari ini!" Baca juga Apa Itu Kalimat Slogan Pengertian, Ciri-ciri dan Contohnya Apa Itu Kalimat Definisi, Pengertian dan Contohnya Apa Itu Kalimat Deklaratif, Pengertian dan Contohnya - Pendidikan Penulis Alexander HaryantoEditor Iswara N Raditya Maksuddan tujuan dibuatnya iklan adalah untuk membujuk atau mendorong masyarakat sehingga menjadi tertarik pada suatu produk atau jasa yang ditawarkan, acara atau kegiatan, dan juga lowongan kerja. Biasanya iklan dipasang di berbagai media agar terlihat oleh banyak orang, baik itu media offline maupun media online. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam keseharian kita pasti mata kita tidak akan lepas dari yang namanya melihat iklan, mulai dari saat kita membuka sosial media di handphone hingga saat kita berjalan diluar rumah. Iklan banyak sekali bertebaran disekeliling kita dengan berbagai bentuk visual yang ditampilkan, dari yang unik sampai yang nyeleneh sekalipun. Iklan sendiri adalah bentuk komunikasi untuk memberikan informasi untuk membujuk orang-orang agar tertarik pada suatu barang atau jasa yang iklan sendiri berbagai macam dari mulai bentuk audio visual video, tulisan, hingga gambar visual. Berdasarkan medianya iklan pun ada iklan media cetak seperti di koran, majalah, poster, dan baliho, Adapun iklan media elektronik seperti di televisi, radio, dan iklan dalam media ini yang akan kita bahas adalah iklan visual berbentuk poster yang sering beredar di sosial media kita. Sering kali saat kita bermain gadget dan membuka sosial media banyak sekali poster iklan entah produk atau jasa yang membuat kita penasaran karena melihat gambar visualnya. Banyak gambar visual yang membuat kita bertanya-tanya maksud dari poster iklan ini itu apa?. Nah ini nih beberapa cara untuk kita memahaminya. Memahami bentuk komunikasi visual menggunakan semiotika Roland Barthes, kedengaranya memang rumit namun jika kita memahami caranya akan lebih mudah. Kita hanya perlu menganalisisnya dengan sangat sederhana melalui Bahasa language dan tanda yang berwujud visual signifier. Melalui dua hal tersebut kita dapat memahami sebuah makna dan pesan pada sebuah gambar visual sebuah poster iklan. Dalam memahami makna dan pesan sebuah visual iklan bisa menggunakan tiga pemaknaan menurut Roland Barthes yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Denotasi sendiri adalah makna sebenernarnya, dan kontasi makna dibalik denotasi, sedangkan mitos adalah ideologi dalam pesan. Jadi dari meliat visual kita bisa menghasilkan tiga pemaknaan tadi. Dalam pemaknaan sebuah visual Roland Barthes menggunakan denotasi, konotasi, dan mitos sebagai kunci dari analisisnya. Berikut adalah sebuah analisis visual iklan IKEA pada foto diatas menggunakan semiotika Roland Barthes. DENOTASI Denotasi secara umum dapat diartikan dengan makna harfiah atau makna sesungguhnya, denotasi ini biasanya mengacu pada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Dalam iklan produk IKEA diatas memvisualkan seorang anak kecil yang sedang memeluk bantal berbentuk hati, dimana bantal hati tersebut adalah salah satu produk dari IKEA. Terdapat kata yang bertuliskan “virtual hug” yang artinya kita tidak bisa berpelukan secara tahap kedua ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca atau penonton serta nilai-nilai kebudayaannya. 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya xjF04U.